Saturday, 16 February 2019

Hubungan JUB dengan Inflasi, Interest rate dan Output






Berdasarkan data dari www.bi.go.id dapat diketahui bahwa:


  1.  Pada tahun 2014 Jumlah uang beredar adalah sebesar Rp 4173,3 Triliun (M2) dan tingkat Inflasi sebesar 6,41%. Pada tahun 2014, faktor yang mempengaruhi uang beredar adalah Melambatnya pertumbuhan kredit dan kegiatan belanja pemerintah pusat (pempus).
  2. Pada tahun 2015, jumlah uang beredar adalah sebesar Rp 4548,8 Triliun (M2) dan tingkat           inflasi sebesar 6,3825 % (menurun 0,0275% dibandingkan bulan lalu). Pada tahun 2015, faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar adalah melambatnya tagihan bersih kepada        pemerintah pusat.
  3.  Pada tahun 2016, jumlah uang beredar adalah sebesar Rp 4936,85 Triliun (M2) dan tingkat       sebesar 3,530% (menurun 2,8525% dibandingkan tahun lalu). Faktor yang mempengaruhi uang beredar di tahun 2016 adalah ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat (Pempus).
  4.  Pada tahun 2017, jumlah uang beredar adalah sebesar Rp 5370,3 Triliun (M2) dan tingkat         inflasi sebesar 3,809% (meningkat 0,279% dibandingkan tahun lalu). Faktor yang                       mempengaruhi uang beredar di tahun 2017 adalah kontraksi operasi keuangan pemerintah          pusat.
  5. Pada tahun 2018, jumlah uang beredar adalah sebesar Rp 5518,2 Triliun (M2) dan tingkat          inflasi sebesar 3,1975% (menurun 0,6115% dibandingkan Tahun lalu). Faktor yang                    mempengaruhi jumlah uang beredar pada tahun 2018 adalah penurunan aktiva luar negeri          bersih serta melambatnya pertumbuhan kredit perbankan.


Pengaruh JUB terhadap Suku bunga


Penjelasan : Semakin tinggi tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank maka jumlah uang beredar akan semakin menurun karena masyarakat lebih memilih untuk menabung di bank daripada memegangnya. Sebaliknya, jika suku bunga yang ditawarkan semakin rendah maka kecenderungan masyarakat untuk menabung di bank juga akan semakin menurun.

Pengaruh JUB terhadap Output(GDP)
Berdasarkan kurva diatas dapat diketahui bahwa senakin tinggi output yang dikeluarkan maka akan semakin banyak pula permintaan uang yang mengakibatkan peningkatan jumlah uang beredar.
jadi jika jumlah uang beredar bertambah maka tingkat inflasi meningkat dan bisa diartikan jika jumlah uang yang beredar di masyarakat bertambah maka suku bunga sedang dalam kondisi turun/melemah.